Sabtu, 23 Januari 2010

kecupan pahit itu, ya teringat akan kenangan sendu. masa lalu, kerapuhan. kekecewaan. tapi berharap akan hal yang tak pasti hanya buatku mundur langkah. E-mail terakhir dari Bisma seperti ini:


Putriku, aku menanti hingga fajar berhenti bersinar.



maksud isi dari email tersebut? entahlah. mungkin aku hanya bisa tersenyum kecut melihat isi emailnya di hp ku. ku harap Bisma menjauh. Kuharap. Biarkan lengang ini menjauh. Harapku pada sang maha perasa.



Jogja, 5 Pagi


ku terbangung membaca sms dari ibuku. Apalagi kalau bukan mengingatkan untuk shalat subuh. menghadap pada Tuhan. Mengadu. Dengan enggan aku mengambil air wudhu. Kemudian aku shalat. Sedikit mendapat ketenangan, dan tanpa sadari aku menangis. Aku rindu hidupku yang berjalan bersama Bisma. Dimana aku menyandar segala harapan padanya. foto itu, kecupan itu, hingga memorinya hingga kini berbekas hangat. Bisma, Bisma..

aku sudah satu hari di jogja. Ya jogja. Pemakaman ayah.

Aku rindu ayahku, Heru Sudarwanto. Biarkan aku mengadu padanya. ya aku ke kosnya yang sempit,
"Misi bu, Pak Heru nya ada?"
"ora ono nduk,"

ayahku pergi kemana?

"kira-kira kemana yah bu?"
"wah saya kurang tau yah, kemaren sih bilang ke jakarta, njenguk anak gadisnya"
"oooh makasih ya bu.."
"monggo nduk,"

Ayahku ke Jakarta? Tanpa mengabariku? Aneh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar